Sabtu, 07 Mei 2011

Tobit 3

Tob 3:1 Maka aku sedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah aku angkat doa begini:

Tob 3:2 "Engkaulah adil, ya Tuhan, semua perbuatanMupun adil pula; semua tindakanMu belas kasihan dan kebenaran, dan dunia semesta diadili olehMu.

Tob 3:3 Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah kepadaku, pandangilah aku! Jangan aku Kauhukum sekedar segala dosaku dan setimpal dengan kekhilafanku kepadaMu, atau sekedar dosa yang diperbuat nenek moyangku!

Tob 3:4 Aku telah tidak taat kepada segala perintahMu, maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, dan untuk ditawan dan dibunuh, dan untuk menjadi sindiran, tertawaan dan orang ternista di tengah sekalian bangsa dimana kami Kaucerai-beraikan.

Tob 3:5 Segala hukumanMu memang benar, apabila kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintaMu, dan tidak berjalan benar di hadapanMu.

Tob 3:6 Kini berbuatlah kepadaku menurut apa yang berkenan kepadaMu, dan sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku dari hidup, karena aku mesti mendengar nista dan fitnah dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, suruhlah supaya aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi; janganlah wajahMu Kaupalingkan dari padaku, ya Tuhan. Sebab lebih bergunalah mati saja dari pada melihat banyak susah dalam hidupku. Nista tidak dapat kudengar lagi!"

Tob 3:7 Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara anak perempuan Raguel di kota Ekbatana di negeri Media mendengar nista dari pihak seorang pelayan perempuan ayahnya.

Tob 3:8 Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh laki-laki. Tetapi mereka semua sudah dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat itu, sebelum Sara bersetubuh dengan mereka, sebagaimana pantasnya bagi para isteri. Kata pelayan itu kepada Sara: "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorangpun yang engkau nikmati juga!

Tob 3:9 Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya seorang anak laki-laki atau perempuan dari engkau jangan pernah kami lihat!"

Tob 3:10 Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikir dan berkatalah ia di dalam hati: "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya: Bapak hanya punya satu anak perempuan yang kekasih. Celakalah, ia telah menggantung diri! Niscaya karena sedihnya, maka uban ayahku kubawa ke dunia orang mati. Lebih baiklah aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tidak usah mendengar lagi nista selama hidupku."

Tob 3:11 Segera tangan dikedangkanlah ke arah jendela, lalu berdoa. Katanya: "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Moga-moga terpujilah namaMu selama-lamanya, dan semoga segala buatanMu memuji Engkau selama-lamanya.

Tob 3:12 Kini kuangkat mukaku kepadaMu dan kuarahkan mataku.

Tob 3:13 Aku mohon: Biarlah aku dilenyapkan dari muka bumi ini, nista tidak mau kudengar lagi.

Tob 3:14 Sebab Engkau tahu, ya Tuhan, bahwa aku bersih dari segala pencemaran oleh seorang laki-laki,

Tob 3:15 bahwa namakupun tidak kunodai dan tidak pula nama ayahku di tanah pembuanganku. Aku ini anak tunggal ayahku dan ia tidak mempunyai anak lain sebagai waris; tiadapun seorang saudara padanya dan tidak pula sanak saudara lain, sehingga aku mesti memelihara diriku untuk menjadi isterinya. Aku sudah kehilangan tujuh orang; apa lagi gunanya hidup bagiku? Apabila Engkau tidak berkenan membiarkan aku mati, maka dengarkanlah nistaku ini, ya Tuhan!"

Tob 3:16 Pada saat itu juga kedua orang itu, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah.

Tob 3:17 Diutuslah Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara anak perempuan Raguel kepada Tobia bin Tobit sebagai isteri dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara dari semua orang lain yang ingin mengambilnya. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran itu masuk ke rumahnya dan Sara anak Raguel turun dari bilik atas itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More